Senin, 21 Juni 2010

Self Image

Self Image

Self Image: Gimana Cara Ningkatinnya?

Orang suka punya cap tertentu atas diri kita. Kadang ada predikat sotoy, biang kerok, nerd, atau apalah! Gimana mengubah imej itu?

Memang nggak gampang. Tapi kalo nggak dimulai, ya nggak ada kemajuan dong.

SELF IMAGE IS....
Sebelum bikin gerakan perubahan, kita musti tau dulu apa itu self image bukan? Well, definisi dalam bahasa Inggris-nya: Self image is how you see yourself and how you believe others see you! This may be how you view yourself physically or your opinion of who and what you are.

Nah, kalo dijembrengin dalam bahasa Indonesia, self image tuh kira-kira meliputi:
1. Gimana kita melihat/ menilai diri kita secara fisik (penampilan luar maksudnya).
2. Gimana kita melihat/ menilai karakter or kepribadian kita.
3. Kita pengen jadi sosok seperti apa?
4. Gimana orang lain menilai kita, menurut perkiraan kita.
5. Seberapa suka/cinta kita pada diri sendiri, dan seberapa suka/ cinta orang lain pada diri kita menurut perkiraan kita.
6. Apa cap/ status yang pengen kita miliki?

HUBUNGAN SELF IMAGE DENGAN SELF ESTEEM
Self image dan self esteem itu sebenarnya berbeda. Kalo self image.... Baca lagi deh tulisan di atas. Sementara self esteem lebih pada.... How you feel about yourself!

Tapi, antara self image dan self esteem tuh saling berhubungan. Yoi. Coba aja pikir, kalo kita aja udah ngerasa diri kita kacrut dalam berbagai hal, ya jelaslah penghargaan kita terhadap diri sendiri juga jadi rendah!

SELF IMAGE YANG BURUK, AKIBATNYA BAKAL....
Yang utama dan terutama tuh mengganggu relationship! Dengan ortu, saudara-saudara, pacar, gebetan, teman-teman, guru.... Bahkan bisa sampe dengan orang lain yang baru kita kenal atau malah belum sempat kenalan.

Kok bisa? Sebuah pepatah bijak bilang: gimana lo berpikir dan memandang diri lo, begitu pula yang akan orang pikirkan dan pandang tentang lo!

Lagian, dengan self image yang buruk, kemampuan berkomunikasi otomatis jadi minus. Dengan kemampuan berkomunikasi yang minus, efeknya peluang orang-orang di sekitar salah persepsi terhadap diri kita juga makin besar. Soalnya, kemampuan berkomunikasi yang minus umumnya hanya akan mengekspos sisi-sisi negatif diri kita doang!

Makanya, sebenarnya sisi petakilan kita cuma sedikit, eh, jadinya malah keliatan kayak trouble maker sejati. Sebenarnya kita berusaha nggak banyak omong untuk menjaga supaya nggak dicap sok pinter, eh, justru dianggap bego. Bahaya kan?

GIMANA CARA MENG-IMPROVE SELF IMAGE?1.Bikin list apa aja yang lo suka dari diri lo. Meliputi segala hal ya? Penampilan, karakter/ kepribadian, juga skill.2.Change negative thoughts to positive ones! Caranya, fokus pada hal-hal positif yang lo miliki dan lupakan sejenak hal-hal negatif yang ada pada diri lo. Artinya, bukannya ngajarin lo untuk jadi belagu nggak juntrung. Tapi, karena selama ini imej yang melekat terlanjur imej yang buruk, kadang kita jadi berpikir bahwa emang begitulah diri kita. Dari orok udah nggak bener! Padahal kan nggak gitu juga....3.Inget-inget, compliment apa aja yang pernah lo terima dari orang lain ketika lo melihat/ menilai/ bertingkah laku positif/ baik. Ini berguna untuk menumbuhkan self support dalam rangka ngerubah imej yang kadung buruk.4.Berusaha menumbuhkan rasa percaya diri bahwa lo bisa menghapus imej buruk yang nempel pada diri lo, karena pada dasarnya lo emang nggak seburuk itu! Lakukan pembuktian-pembuktian bahwa lo emang oke. Contoh, misalnya selama ini terlanjur dianggap gaptek. Coba “dekati” beberapa perangkat tekhnologi yang ada, lalu bermain-main dengan “mereka”. Man, asal berani ngulik dikit, pasti jadi banyak ngerti kok.5.Tumbuhkan pula keyakinan kalo lo adalah sosok yang penting di muka bumi ini, dan hadapi dengan santai semua kritik, sindiran, tatapan sinis, bahkan tindakan sarkasme dari orang-orang di sekitar. Semua terjadi pasti karena ada sebabnya kan? Dan, imej yang buruk itulah biang keladinya! But, seperti yang udah dibilang di awal: lo adalah sosok yang penting di muka bumi ini. So, seburuk apapun imej itu, lo nggak akan binasa hanya karena imej! Inget aja: semua orang pernah tuh mengalami fase poor self image. Kalo orang lain bisa berubah, lo juga pasti bisa berubah.6.Take on challenges positively and surprise yourself! Yap, biasanya kalo udah kadung punya imej buruk bawaannya jadi pesimis duluan. Nggak berani nyoba sesuatu yang bertentangan dengan imej itu! Takut dikira.... Takut dianggap.... Hah! Kenapa musti nggak berani? Ayo coba dan buktikan bahwa lo nggak seperti yang orang-orang bilang!7.Mendekatlah dengan orang-orang yang terkenal punya self image yang bagus. Yang disalutin banyak orang, yang dikagumi banyak orang.... Ini penting! Karena dari mereka, lo akan banyak mendapat inspirasi buat berubah lebih baik.8.Share your progress toward a better self image with family and friends! Yoi. Selain butuh self support, setiap orang juga butuh support dari lingkungan. Nah, dari sekian luasnya lingkungan kita, keluarga dan teman-teman dekat adalah lingkungan yang paling besar sumbangsihnya dalam membuat kita jadi lebih baik. Makanya, nggak perlu malu untuk mengaku bahwa kita ingin berubah kepada mereka. Dan, jangan pernah lupa memperlihatkan setiap perubahan positif yang berhasil kita capai kepada mereka. Dari mulut mereka lah nantinya kabar tentang perubahan imej kita akan tersebar luas, hingga kita (mudah-mudahan) nggak lagi harus menyandang imej buruk.

six sense VS indogo child

Sixth sense = indera keenam. Indigo child = anak-anak yang punya indera keenam. Berarti, orang punya sixth sense itu indigo child? Lo termasuk?

Logikanya sih gitu. Tapi, ternyata nggak lho! Orang yang punya sixth sense, belum tentu indigo child. Sementara indigo child, udah pasti punya sixth sense.

SIXTH SENSE
Sixth sense. Kalo diterjemahin plek-plekan, artinya adalah indera keenam.
Yoi. Secara kasat mata, indera yang kita miliki emang cuma ada lima. Hidung, mata, mulut, telinga, dan kulit. Tapi, menurut ajaran spiritual dari India, ada satu mata lagi yang nggak keliatan, yang letaknya konon di antara dua alis kita, pas di tengah-tengah jidat. Sehingga kalo dijumlahin, mata kita semuanya ada tiga! Mata ketiga inilah si indera keenam tadi.

Oleh orang India, mata ketiga yang disebut dengan cakra ajna (cakra = sumber energi dalam tubuh manusia, sedangkan ajna = di tengah), dianggap sebagai indera yang spesial. Sebab, mata ketiga tersebut memungkinkan kita memiliki kemampuan-kemampuan lebih. Yaitu:

1. Telepathy (kemampuan membaca pikiran).
2. Clairvoyanc (kemampuan melihat peristiwa yang terjadi di tempat lain).
3. Precognition (kemampuan meramalkan kejadian yang akan datang).
4. Retrocognition (kemampuan buat melihat peristiwa di masa lampau).
5. Mediumship (kemampuan menggunakan roh sebagai medium).
6. Psychometri (kemampuan menggali informasi lewat sebuah benda).

KITA JUGA PUNYA INDERA KEENAM

Lajut ngomongin soal indera keenam, pada dasarnya semua orang memiliki sixth sense kok. Cuma, ada yang udah terbuka, ada yang belum. Dan yang udah terbuka, ada yang udah terasah dengan tajam, ada yang belum.

So, kalo kita emang pengen sixth sense kita terbuka dan tajam, ya tinggal dilatih aja! Caranya? Berusaha menghilangkan pikiran-pikiran duniawi (terutama yang negatif), juga menghilangkan ego. Dengan begitu batin akan terasa lebih tenang, dan pikiran hanya terfokus pada Yang Maha Kuasa. Sehingga, energi dalam diri kita bisa nyambung dengan energi yang lebih tinggi: energi Yang Maha Kuasa.

Dengan sixth sense yang udah terbuka dan tajam, kita bisa menembus dimensi ruang dan dimensi waktu. Sebab, dua dimensi ini pada hakikatnya sulit kita tembus karena keterbatasan panca indera aja.

KELENJAR PITUITARI
Ini pertanyaan paling mendasar: apa kata ilmu pengetahuan ilmiah tentang sixth sense?

Penelitian medis jaman dulu sih bilang kalo sixth sense bersumber pada kelenjar pituitari yang ada di dasar otak manusia. Katanya, pada masa manusia baru muncul di bumi, jarak antara manusia dengan energi Yang Maha Kuasa masih dekat. Penyebabnya, kelenjar pituitari manusia masih menonjol ke luar seperti antena. Kelenjar ini kan berfungsi memancarkan sinyal yang menghubungkan energi yang ada dalam tubuh manusia dengan energi Yang Maha Kuasa.

Kalo sekarang, kelenjar pituitari udah kecil. Size-nya tinggal segede biji kancang ijo! Makanya, meski letak dan fungsinya masih sama seperti dulu, kelenjar pituitari sulit memancarkan sinyal yang menghubungkan energi yang ada dalam tubuh manusia dengan energi Yang Maha Kuasa.
Itu teori medis! Kalo dari sudut pandang ilmu psikologi, sixth sense katanya terjadi karena perkembangan otak kanan manusia udah sangat maju. Otak sebelah kanan kan pusat kemampuan belajar bahasa, keindahan, dll., yang intinya mengasah kepekaan jiwa. Nah, jika jiwa udah peka, otomatis intuisi kita juga lebih tajam toh?

INDIGO CHILD
Istilah indigo child pertama kali dipopulerkan oleh Lee Carroll dan Jan Tober, lewat buku mereka yang berjudul The Indigo Children: The New Kids Have Arrived. Lee dan Jan bilang, indigo child adalah orang yang memperlihatkan serangkaian kemampuan psikologis yang baru dan nggak biasa.

Lebih jauh mengulik istilah ini, bila kita bahas dengan cara dipenggal, indigo artinya campuran warna ungu dan biru. Dalam ilmu metafisika (ilmu yang mempelajari hal-hal nonfisik, RED.), dijelaskan bahwa setiap manusia punya tujuh sumber energi (cakra). Nah, masing-masing sumber energi kalo dijabarin ke dalam spektrum cahaya akan memperlihatkan warna yang berbeda-beda. Salah satunya warna indigo, yang terpancar dari cakra ajna. Sehingga, seseorang yang sixth sense-nya udah terbuka, aura yang menyelubungi dirinya akan berwarna indigo.

Terus, kenapa nggak ditulis indigo aja, tanpa embel-embel child? Soalnya, mereka berbeda dengan pemilik sixth sense lain. Mereka tuh generasi baru, Bro. Baru bermunculan di milenium ketiga! Di milenium pertama dan milenium kedua para indigo child belum ada, meskipun orang-orang yang sixth sense-nya udah terbuka dan tajam bertebaran di mana-mana.

Kemunculan para indigo child di milenium ketiga ini bukan tanpa alasan. Menurut cerita yang beredar, mereka membawa misi-misi tertentu. Dengan segenap kemampuan lebih yang diperoleh dari terbuka dan terasahnya sixth sense mereka sejak lahir, para indigo child diutus oleh Yang Maha Kuasa untuk membawa pencerahan di dunia yang makin hari makin ancur. Mereka diharapkan bisa mengembalikan kembali keseimbangan alam!

EVOLUSI DNA
Buat penjelasan ilmiah mengenai indigo child, ada sesuatu yang unik. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa susunan DNA para indigo child berbeda dengan susunan DNA manusia kebanyakan.

DNA itu kan bertugas menyampaikan informasi genetik dalam sebuah sel. Umumnya, dalam susunan DNA manusia ada bagian-bagian yang disebut junk DNA. Pada seorang indigo child, bagian itu plus beberapa bagian lainnya yang belum teridentifikasi oleh para ilmuwan, memperlihatkan susunan yang lebih rapih dan lebih giat bekerja dibandingkan pada orang-orang yang bukan indigo child.

Tapi, apakah evolusi DNA ini yang menyebabkan seseorang menjadi indigo child, sampe sekarang tetap belum bisa dipastikan. Dan, apakah evolusi DNA ini nge-link dengan hal-hal ajaib yang kerap ditunjukkan oleh para indigo child (seperti: memiliki otak superjenius, atau bisa sembuh total secara alamiah dari penyakit-penyakit yang belum ditemukan obatnya kayak HIV/AIDS), juga belum ketauan jelas!

CIRI-CIRI INDIGO CHILD
Ini yang rada susah buat diobrolin. Selain ciri memiliki kemampuan-kemampuan sixth sense sejak lahir, indigo child jelas punya ciri lain. Hanya aja, ciri-ciri lain tersebut nggak bisa dibilang absolut. Sebagian indigo child yang memperlihatkan ciri yang dimaksud, sebagian malah nggak sama sekali.

Cuma ada satu benang merah yang bisa ditarik: indigo child sering kali didiagnosis salah oleh orang-orang di sekitarnya! Mereka kerap dinilai sebagai anak-anak yang menderita gangguan psikologis. Contoh: gangguan konsentrasi, gangguan bipolar (sebentar seneng, sebentar sedih, dengan alesan yang nggak jelas), bahkan skizofrenia (gila) sekalian.

Semua ini dipicu oleh pandangan mereka yang nggak cocok dengan orang kebanyakan. Misalnya aja, mereka nggak bisa mentolerir sikap otoriter. Soalnya bagi mereka, setiap manusia di muka bumi tuh ditugaskan untuk sama-sama mengelola dunia, bukan saling menekan. Yang lain, mereka juga nggak bisa nerima sistem-sistem yang terlalu berorientasi ritual dan nggak memakai kreativitas tertentu. Makanya ujung-ujungnya mereka suka memilih menarik diri dari lingkungan.

SECRETS MEDICAL EBOOK

Secrets Anesthesia
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155398924/Secrets_Anesthesia.rar
Secrets Critical Care
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155406558/Secrets_CriticalCare.rar
Secrets Dental
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155403190/Secrets_Dental.rar
Secrets Emergency Medicine
Secrets Endocrine
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155402465/Secrets_Endocrine.rar
Secrets ENT
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155396700/Secrets_ENT.rar
Secrets Epidemiology And Biostatistics
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155396702/Secrets_EpidemiologyAndBiostatistics.rar
Secrets Fetal And Neonatal
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155400313/Secrets_Fetal_Neonatal.rar
Secrets GI And Liver
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155402466/Secrets_GI.rar
Secrets Hypertension
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155396698/Secrets_Hypertension.rar
Secrets Medical
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155398925/Secrets_Medical.rar
Secrets Neurology
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155413567/Secrets_Neurology.rar
Secrets Obstetrics And Gynecology
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155396699/Secrets_Obstetrics.rar
Secrets Pediatric
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155402464/Secrets_Pediatrics.rar
Secrets Pharmacology
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155396701/Secrets_Pharmacology.rar
Secrets Psychiatric
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155420607/Secrets_Psychiatrics.rar
Secrets Pulmonary / Respiratory Therapy
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/164704458/Secrets_PulmonaryRespiratoryTherapy.rar
Secrets Radiology
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155412263/Secrets_Radiology.rar
Secrets Surgery
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155400311/Secrets_Surgery.zip
Secrets Urology
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155400312/Secrets_Urology.rar
Secrets USMLE Step2
Code:
http://www.unhidenet.com/getlink/rapidshare/free/files/155398923/Secrets_UsmleSt




download here:
http://rapidshare.com/files/156844688/BRS_Anatomy.rar
http://rapidshare.com/files/156822591/BRS_BehavioralScience.rar
http://rapidshare.com/files/156823660/BRS_Biochemistry.rar
http://rapidshare.com/files/156827315/BRS_CellBiology_Histology.rar
http://rapidshare.com/files/156828138/BRS_Microbiology_Immunology.rar
http://rapidshare.com/files/156832825/BRS_Neuroanatomy.rar
http://rapidshare.com/files/156855838/BRS_Pathology.rar
http://rapidshare.com/files/156868385/BRS_Pharmacology.rar
http://rapidshare.com/files/156837374/BRS_Physiology.rar



By Larry R. Kaiser, Irving L. Kron, Thomas L. Spray
* Publisher: Lippincott Williams & Wilkins
* Number Of Pages: 1088
* Publication Date: 2006-10-01
* ISBN-10 / ASIN: 0781752094
* ISBN-13 / EAN: 9780781752091

SIROSIS HEPATIS

Laporan Kasus

SIROSIS HEPATIS

ANAMNESIS

Seorang laki-laki 37 tahun datang diantar keluarga ke RSUD Setjonegoro Wonosobo dengAutoanamnesi dan Alloanamnesis dengan keluarga pasien

  1. Keluhan Utama: Perut Mual, Tubuh kelihatan kuning
  2. Riwayat Penyakit Sekarang: 20 hari SMRS perut terasa kembung sering terasa eneg dan sebah, 12 hari SMRS perut dan kaki terasa membesar, seluruh tubuh kelihatan kuning, perut terasa eneg dan sebah nafsu makan menurun , 2 hari SMRS belum bisa BAB ,BAK warna merah seperti teh. Keluarga membawa ke BRSD SETJONEGORO
  3. Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat merokok tapi sudah berhenti 2 bln yll, Riwayat alkoholik disangkal. Riwayat DM disangkal, Riwayat hipertensi disangkal, riwayat asma disangkal, riwayat penyakit jantung disangkal
  4. Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak terdapat anggota keluarga dengan riwayat penyakit yang sama dengan pasien.

PEMERIKSAAN FISIK (30 Oktober 2008)

Kondisi umum: gelisah

Kesadaran : Compos Mentis

Vital sign:

  • T:130/70
  • N: 60
  • Rr: 28
  • S: 37

Status Generalis

  1. Pemeriksaan Kepala:

· Bentuk kepala: mesochepal, simetris

· Rambut: warna hitam, tidak mudah dicabut

  1. Pemeriksaan Mata:

· Konjuctiva: anemis (+/+)

· Sclera: ikterik (+/+)

· Pupil: reflek cahaya (+/+), isokor Ø 3 mm

  1. Pemeriksaan Telinga: otore (-/-), deformitas (-/-), nyeri tekan (-/-)
  2. Pemeriksaan Hidung: deformitas (-/-), rinore (-/-)
  3. Pemeriksaan Mulut dan Faring:

Atrofi papil lidah (-), lidah kotor (-), bibir kering (-), hiperemis(-)

  1. Pemeriksaan Leher:

Deviasi trakea (-), kelenjar tiroid tidak membesar, kelenjar limfonodi tidak teraba membesar, JVP tidak meningkat (5-2 cmH2O)

  1. Pemeriksaan Dada:

Jantung:

· Inspeksi: ictus cordis tidak tampak

· Palpasi: ictus cordis teraba tidak kuat angkat di SIC V LMC Sin

· Perkusi: batas jantung atas : SIC II LMC Sin

batas jantung kanan : SIC V LPS Dex

batas jantung kiri: SIC V LAA Sin

· Auskultasi: bunyi jantung S1,S2 reguler, bising (-), gallop (-)

Paru:

· Inspeksi: Simetris kanan = kiri, retraksi intercostal (-),

· Palpasi: ketinggalan gerak napas (-)

· Perkusi: Sonor pada kedua lapang paru, Vocal fremitus kanan = kiri

· Auskultasi: SD vesikuler, Ronkhi basah tidak nyaring (+/+), wheezing (-/-)

  1. Pemeriksaan Abdomen:

· Inspeksi: cembung, venektasi.

· Auskultasi: peristaltik (+) N

· Palpasi: distensi, nyeri tekan keempat kuadran (+), hepar dan lien tidak teraba, undulasi (+)

· Perkusi: timpani, pekak beralih (+)

  1. Pemeriksaan Ektremitas: akral dingin (-), oedem (+)

Diagnosis Sementara (di IGD)

Sirosis Hepatis

Terapi (di IGD)

  • Infus D 5% 10 tetes/menit
  • Cefotaxim inj. 2 x 1gr
  • Ranitidin 2 x 1 amp
  • Dexanta syr 3x 15 cc
  • Spironolacton 1 x 100 mg (pagi)
  • Curcuma 3 x 1 tab
  • Methion 3 x 1 tab

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium: (31 Oktober 2008)

  • Darah rutin:

AL =9,57.103/μl

AE =4,10 .106/μl

Hb = 10,2 g/dl

Hmt = 31,49%

AT = 353. 103/mm3

LED ½ jam = 4

LED 1 jam = 5

Ureum: 31,7

Creatinin: 0,78

Cholesterol total: 142

Trigliserid: 113

Bilirubin total: 6,24

Bilirubin direk: 16,5

As. Urat:3,83

Protein total: 6,24

Albumin: 3,12

SGOT: 656

SGPT: 249

HbsAg: +

AntiHB -

Hasil laboratorium, tanggal 12 November 2008

Albumin: 2,54

Hasil Ro foto thorax PA, tanggal 31 Oktober 2008

· Cor : kesan tak membesar

· Pulmo : corakan bronkovaskular bertambah

Sinus tumpul

· Kesan : Efusi pleura minimal

Hasil USG abdomen tanggal 31 Oktober 2008

· Hepar : membesar, berbenjol

· Usus : dbn

· Kesan : hepatomegali, cenderung ascites +++


Assesment (A): Sirosis Hepatis

Planning (P):

  • Infus D5% 10 tts/mt
  • NGT
  • Puasa
  • Kalmoksilin 4x1
  • Curcuma 3x1
  • Inpepsa syr 3x10cc
  • Farmakrol syr 3x10cc
  • Lansoprazol 1x1
  • Opilax 3x10cc

- Tanggal 13 November 2008

Pasien pulang paksa

Keadaan terakhir : belum sembuh

Diagnosis Akhir : Sirosis Hepatis

PEMBAHASAN

Pendekatan Diagnostik

Diagnosis penyakit Sirosis Hepatis ditegakkan dengan:

Tanda-tanda sirosis hepatis:

Kriteria soebandiri: bila terjadi 5 dari 7:

  1. Spider nevi
  2. Venectasi/vena kolateral
  3. Ascites (dengan atau tanpa edema kaki)
  4. Splenomegali
  5. Varises oesophagus (hematemesis melena)
  6. Ratio albumin: globulin terbalik
  7. Palmar eritem

Pemeriksaan laboratorium

Pada kasus ini pemeriksaan laboratorium yang dilakukan didapatkan hasil laboratorium berupa Hb = 10,2 g/dl, Hmt = 31,49%, AT = 353. 103/mm3, Cholesterol total: 142, Bilirubin total: 6,24, Bilirubin direk: 16,5, Albumin: 3,12, SGOT: 656, SGPT: 249, HbsAg: +, AntiHB -

Pemeriksaan radiologis

Pada kasus ini,Ro thorax didapatkan gambaran radiologis corakan bronkovaskular bertambah dengan kesan Efusi pleura minimal

Pada USG didapatkan gambaran Hepatomegali dgn kesan ascites +++

Terapi

  • Infus D5% 10 tts/mt
  • Kalmoksilin 4x1
  • Curcuma 3x1
  • Inpepsa syr 3x10cc
  • Farmakrol syr 3x10cc
  • Lansoprazol 1x1
  • Opilax 3x10cc
  • Furosemid
  • Albumin

Sirosis hepatis

Definisi:

Suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatic yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif.

Klasifikasi

Secara konvensional diklasifikasikan sebagai makronodular dan mikronodular.

Secara etiologis dan morfologis dibagi menjadi: 1. alkoholik, 2. kriptogenik, dan post hepatitis(pasca nekrosis), 3. biliaris, 4. kardiak, 5. Metabolic, keturunan, dan terkait obat.

Manifestasi klinis

Stadium awal sirosis sering tanpa gejala sehingga kadang ditemukan pada waktu pasien melakukan pemeriksaan kesehatan rutin atau karena kelainan penyakit lain. Gejala awal sirosis (kompensata) meliputi perasaan mudah lelah dan lemas, selera makan berkurang , perasaan perut kembung , mual, berat badan menurun, pada laki-laki timbul impotensi, testis mengecil, buah dada membesar, hilangnya dorongan seksualitas. Bila sudah lanjut (sirosis dekompensata), gejala-gejala lebih menonjol terutama bila timbul komplikasi kegagalan hati dan hipertensi porta, meliputi hilangnya rambut badan, gangguan tidur, dan demam tak begitu tinggi. Mungkin disertai adanya gangguan pembekuan darah, perdarahan gusi, epistaksis, gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemih berwarna seperti teh pekat, muntah darah dan/ atau melena, serta perubahan mentasl, meliputi mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung, agitasi, sampai koma.

Temuan klinis

· Spider angioma-spiderangiomata: lesi vascular yang dikelilingi beberapa vena-vena kecil. Tanda ini seringditemukan di bahu, muka, dan lengan atas. Tanda ini juga bisa ditemukan selama hamil, malnutrisi berat bahkan ditemukan pula pada orang sehat, walau umumnya ukurannya kecil.

· Eritema Palmaris: warna merah saga pada thenar dan hipothenar telapak tangan. Berkaitan dengan perubahan metabolisme hormone estrogen. Tanda ini tidak spesifik pada sirosis.

· Perubahan kuku-kuku Muchrche berupa pita putih horizontal dipisahkan dengan warna normal kuku. Mekanisme belum diketahui tapi diperkirakan akibat hipoalbuminemia.

· Jari gada lebih sering ditemukan pada sirosis bilier

· Kontraktur dupuytern akibat fibrosis fasia Palmaris menimbulkan kontraktur fleksi jari-jari berkaitan dengan alkoholisme tapi tidak secara spesifik berkaitan dengan sirosis

· Ginekomastia secara histologis berupa proliferasi benigna jaringan glandula mammae laki-laki, kemungkinan akibat peningkatan androstedion

· Atrofi testis hipogonadisme menyebabkan impotensi dan infertile. Menonjol pada sirosis alkoholik dan hemokromatosis.

· Hepatomegali pada awal sirosis, bila hepar sudah mengkerut maka prognosisnya buruk

· Splenomegali

· Asites

· Fetor hepatikum

· Ikterus

· Asterixis-bilateral

Tanda-tanda lain yang menyertai:

· Demam yang tak tinggi akibat nekrosis hepar

· Bau pada vesika velea akibat hemolisis

· Pembesaran kelenjar parotis terutama pada sirosis alkoholik, hal ini akibat sekunder infiltrasi lemak, fibrosis, dan edema.

Gambaran Lab

· AST naik, ALT naik, AST>ALT

· ALP naik kurang dari 2-3 kali harga batas normal atas

· GGT tinggi pada penyakit hati alkoholik kronik

· Bilirubin bisa normal pd sirosis hati kompensata tapi bisa meningkat pada sirosis lanjut

· Albumin menurun sesuai dengan perburukan sirosisnya

· Globulin meningkat sesuai sirosis

· Waktu protrombin memanjang. Mencerminkan tingkatan disfungsi sintesis hati

· Natrium serum menurun terutama pada sirosis dengan asites. Dikaitkan dengan ketidakmampuan ekskresi air bebas

· Kelainan hematologi anemia

· Pemeriksaan marker serologi petanda virus seperti HBsAg/HBsAb, HBeAg/HbeAb, HBv DNA penting untuk menentukan etiologi sirosis hepatis.

Pengobatan

· Tergantung penyebabnya

· Bila tidak ada koma hepatic diberikan diet mngandung protein 1g/kgBB dan kalori sebanyak 2000-3000 kkal/hari

Tatalaksana sirosis kompensata:

· Alcohol dan bahan2 hepatotoksik dihentikan

· Hepatitis B: IFN alfa SC 3 MIU 3 kali seminggu selama 6 bulan,

· Lamivudin

· Hepatitis C kronik: IFN + Ribavirin

Tatalaksana sirosis dekompensata:

· Asites: tirah baring, diet rendah garam+ spironolacton/ furosemid, parasentesis bila asites sudah sangat besar.

· Ensefalopati hepatic: laktulosa untuk mengeluarkan ammonia, Neomisin

· Varises esofagus: propanolol, waktu perdarahan akut bisa diberikan somatostatin atau oktreotid, diteruskan dengan tindakan skleroterapi atau ligasi endoskopi

Retradasi Mental Yang tak Tentu

I. IDENTITAS
1) No. RM :038698
2) Nama : Nn S
3) Jenis kelamin : Perempuan
4) Umur : Tahun
5) Pendidikan : sd
6) Pekerjaan : Petani
7) Agama : Islam
8) Bangsa/suku : Indonesia/ Jawa
9) Alamat : Pajangan Bantul
10) Tanggal masuk : 02122009
11) Rawat inap : Srikandi
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara Allo-Anamnesi tanggal 23 Desember 2009

NO
KETERANGAN
1
2
3
1
Nama
Tn W
Ny S
Tn A
2
Umur
60 Tahun
55 tahun
23 Tahun
3
Alamat
Pajangan Bantul
Pajangan Bantul
Pajangan Bantul
4
Jenis Kelamin
Laki-laki
Wanita
Laki-Laki
5
Agama
Islam
Islam
Islam
6
Pendidikan
SD
SD
SMU
7
Pekerjaan
Petani
Petani
Swasta
8
Hubungan dengan Pasien
Ayah
Ibu
Tetangga
9
Lama Kenal
Dari Lahir
Dari Lahir
Dari Kecil
10
Sifat Kenal
Dekat
Dekat
Dekat
II.1. Keluhan Utama / Sebab Dibawa Ke Rumah Sakit
OS dibawa ke RS.Grhasia oleh tetangganya pada tanggal 2009 pada pukul WIB karena OS dirasakan kambuh penyakit jiwanya. Os marah- marah di rumah, Os merobek-robek bajunya. Os juga manjat dinding dan memecahkan genteng.
II.2. Riwayat Perjalanan Penyakit
28 tahun SMRS, keluarga merasakan terjadi perubahan tingkah laku pada OS,Os sering diam murung. Os susah diajak komunikasi,apabila diajak ngobrol hanya menjawab seperlunya.Perubahan ini terjadi setelah OS melihat orang tenggelam didalam sumur karena ayan. Terkadang os sering berbicara sendiri. Pada saat sekolah OS merasa tidak bisa mengikuti pelajaran.Os sering tidak naik kelas.
Gejala pada os muncul secara kambuh-kambuhan hampir setiap tahun, biasanya muncul pada saat OS kelelahan atau melihat orang lain yang dimarah. Apabila penyakitnya kambuh OS diberi obat tidur yang didapat di warung. Os tidak pernal di periksakan sebelumnya ke rumah sakit. Apabila penyakitnya kambuh os dikurung didalam kamarnya. Apabila tidak kambuh OS dapat beraktivitas seperti orang biasa dengan bertani
4 Tahun SMRS pernah mencoba untuk bunuh diri dengan nyemplung disumur. Os kambuh karena dia jengkel dengan ibunya merasa dimarahi oleh ibunya.
20 hari SMRS, keluarga merasakan penyakit OS kambuh lagi, OS marah- marah dengan merobek-robek bajunya, OS juga manjat tembok dan memecahkan genteng rumah. Os juga memukul-mukul pintu kamarnya. OS sering ngomong-ngomong sendiri dan kadang terkaget-kaget sendiri atau menangis.OS susah untuk tidur. Os sering membacakan ayat-ayat alquran tapi tidak tuntas dan berganti-ganti ayat.
OS tidak mau mandi dan selalu merobek pakaianya.Kemudian OS dibawa ke RS dan dirawat sampai sekarang
II.3. Anamnesis Sistem
1. Sistem Saraf Pusat:demam (-),penurunan kesadaran(-),kejang(-),pusing(-)
  1. Sistem Kardiovaskuler : kebiruan (-), berdebar-debar (-), mimisan (-).
  2. Sistem Respirasi: sesak nafas (-), batuk (-), pilek (-), bunyi mengi (-).
  3. Sistem Gastrointestinal: mual (-), muntah (-), kembung (-), diare (-), nyeri perut (-).
  4. Sistem Urogenital: BAK normal, anyang-anyangan (-), sakit saat berkemih (-)
  5. Sistem Muskuloskeletal: gerakan bebas, pegal (-),kesemutan (-),luka pada kaki (-).
  6. Sistem Integumentum: pucat (-), kebiruan (-), kuning (-), kulit kemerahan pada muka (-)
II.4 Grafik Perjalanan Penyakit

Gejala Klinis
Fungsi Peran
Mental Health Line/Time

II.5. Hal yang Mendahului Penyakit
a. Faktor Organik
OS tidak pernah mengalami panas tinggi, kejang, keracunan dan trauma kecil hingga sekarang.
b. Faktor Predisposisi
· Pola Asuh
OS merupakan anak ke 1 dari 4 bersaudara. OS mendapat perhatian dan kasing sayang yang cukup dari kedua orang tua. Orang tua berlaku adil pada anak-anaknya. Setiap anak diberi kebebasan untuk memilih/menentukan apa yang diinginkan oleh anak (orang tua bersikakap demokratis).
· Faktor Genetik
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki gejala serupa.
· Sosial Ekonomi
OS berada dalam keluarga dengan status ekonomi bawah.
· Kepribadian
OS cenderung mempuyai kepribadian susah bergaul dan biasanya tidak menceritakan masalahnya pada keluarga serta orang lain.
c. Faktor Presipitasi
OS kelelahan setelah kerja gotong royong corblox sehingga tidak bisa tidur.
II.6. Riwayat Keluarga
a. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ditemukan dalam silsilah keluarga OS dengan penyakit serupa.
b. Silsilah Keluarga


Keterangan:
: : Laki-laki tanpa gangguan jiwa
: : Perempuan tanpa gangguan jiwa
: Pasien
:Perempuan meninggal
: Laki-laki meninggal


II.7. Riwayat Pribadi
a. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Kehamilan ibu merupakan kehamilan yang dikehendaki. Os lahir spontan tahun 1974. Tidak ada keluhan selama kehamilan. Os lahir ditolong oleh bidan
Latar Belakang Perkembangan Mental
Os mengalami gangguan dan hambatan mental dari kecil sejak melihat orang kecemplung di sumur. OS tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah. Os juga susah diajak untuk berbicara.
Sikap dan Kegiatan Moral Spiritual
Os adalah penganut agama islam yang taat dalam beribadah. Os sering mengikuti kegiatan di masjid
Riwayat Pendidikan
Os mengalami gangguan dalam pendidikan, selalu tidak naik kelas karena tidak dapat menangkap pelajaran
Riwayat Pekerjaan
Apabila sedang tidak kambuh os membantu orang tua bertani
b. Status Sosial Ekonomi
Os di besarkan dalam keluarga dengan ekonomi menengaj kebawah
c. Riwayat Perkawinan
OS belum pernah menikah sampai saat ini.
d. Riwayat Perkembangan Seksual
Tidak ditemukan kelainan perkembangan seksual. Cara berpakaian biasa seperti wanita umumnya.
Kebiasaan Khusus
Tidak ada kebiasaan khusus yang dilakukan os
II.8. Tingkat Kepercayaan Allo-Anamnesi
Dapat dipercaya karena bersumber dari ayah kandung dan ibu kandung serta tetangga pasien
II.9. Kesimpulan Anamnesis
Dihadapkan pasien wanita usia 35 tahun, beralamatkan Bungsing RT 01 guwasari, Pajangan Bantul oleh keluarga dan tetangga dengan keluhan terjadi peningkatan gejala, yaitu Os marah- marah di rumah, Os merobek-robek bajunya. Os juga manjat dinding dan memecahkan genteng. OS sering ngomong-ngomong sendiri dan kadang- kadang kaget atau menangis tanpa sebab. Os sering mengaji tetapi tidak tuntas dan berganti-ganti ayat. Os juga tidak mau mandi dan susah tidur. Perubahan tingkah laku ini muncul awalnya 27 tahun yang lalu setelah OS melihat orang kecemplung sumur os menjadi seorang yang pendiam dan sering ngomong sendiri apabila penyakitnya kambuh. Penyakit Os kumat-kumatan. Apabila OS sedang baik os dapat bekerja seperti biasa , tetapi os jarang bicara. Os pernah mencoba bunuh diri 4 tahun yang lalu dengan menyemplung sumur. Biasanya gejala muncul apabila os kelelahan atau melihat orang lain yang menderita. Sebelumnya Os tidak pernah diperiksakan ke Rumah sakit.
III. PEMERIKSAAN OBYEKTIF Tanggal 20 November 2009
III. 1 STATUS INTERNUS
a. Keadaan umum : Baik
b.Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 76x/menit
Respirasi : 18x/menit
Suhu : 36,5 oC
d.Kepala
Mesocephal, rambut kepala putih dengan distribusi merata
Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-),.
Hidung : obstruksi nasal (-), Discharge (-)
Telinga : Discharge (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri mastoid (-/-),nll. tidak teraba.
Mulut : Mukosa mulut dalam batas normal, lidah tremor (- ),.
e. Leher
Kelenjar lymponodi tak teraba, massa (-), NT (-), retraksi (-), JVP tidak meningkat.
f. Thorax

Pulmo (Paru)
Cor (Jantung)
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Gerakan respirasi simetris, retraksi (-).Ketinggalan gerak (-)
Vocal fremitus ka=ki, ketinggalan gerak (-), krepitasi (-). NT (-)
Sonor seluruh lapang paru
Suara dasar vesikuler, suara wheezing (-), ronkhi (-)
Ictus cordis tidak tampak
Ictus cordis teraba di SIC V LMC sinistra
Batas jantung :
Kiri atas : SIC II linea parasternalis kiri
Kanan atas : SIC II linea parasternalis kanan
Kiri bawah :SIC V linea midclavicula kiri
Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis kanan
S1-S2 murni, reguler, Bising jantung (-).
DEPAN BELAKANG
g. Abdomen
Sistem gastrointestinal

Inspeksi : dinding perut lebih rendah daripada dinding dada.
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen, asites (-).
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar,lien dan ren tidak teraba.
h.Ekstremitas
Sistem muskuloskeletal
Superior : Akral teraba hangat, keterbatasan gerak (-/-), edema (-/-), tremor halus (- /- )
Inferior : Akral teraba hangat, edema (-/-).
i. Kelainan Khusus
Tidak ditemukan adanya kelainan khusus.
KESAN STATUS INTERNUS
Status internus dalam batas normal.
III.2 STATUS NEUROLOGIS
Keadaan umum : Baik
Kesadaran
Kualitatif : Composmentis
Kuantitatif : GCS (mata, bicara, motorik) : 15 (E4, V5, M6 ).
Kontak : Adekuat

SARAF OTAK
N I (OLFAKTORIUS)
Daya pembau (kanan) + (kiri) +
N II (OPTIKUS)
PEMERIKSAAN
Kanan
Kiri
Daya penglihatan
Pengenalan warna
Medan penglihatan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
N III (OCCULOMOTORIUS)
Ptosis
Tidak ada
Tidak ada
Gerak mata
Ke
Medial
Normal
Normal
Atas
Normal
Normal
Bawah
Normal
Normal
Ukuran pupil
Bentuk pupil
Reflek cahaya langsung
Reflek cahaya tidak langsung
Stabismus divergen
Diplopia
± 3mm
Bulat
+
+
Tidak ada
Tidak ada
± 3mm
Bulat
+
+
Tidak ada
Tidak ada
N IV (TROKHLEAR)
PEMERIKSAAN
Kanan
Kiri
Gerak mata ke lateral bawah
Normal
Normal
Strabismus konvergen Diplopia
Tidak ada
Tidak ada
N V (TRIGEMINUS)
Menggigit
Membuka mulut
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Sensibilitas muka
Atas
Tengah
Bawah
Reflek kornea
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN
N VI (ABDUSEN)
Gerak mata ke lateral
Normal
Normal
Strabismus konvergen
Diplopia
Tidak ada
Tidak ada
N VII (FASIALIS)
Mengerutkan dahi
Mengerutkan alis
Menutup mata
Meringis
Mengembungkan pipi
Memoncongkan bibir
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
N VII (AKUSTIKUS)
PEMERIKSAAN
Mendengar suara gesekan jari
Mendengar detik arloji
Normal
Normal
N IX (GLOSOFARING)
Arkus faring
uvula
Reflek muntah
Sengau
Tersedak
Kedua sisi sama
Menunjuk kebawah tepat di garis tengah
Tidak dilakukan
(-)
(-)
N X (VAGUS)
Arkus faring
Bersuara
Menelan
Kedua sisi sama
(+)
(+)
N XI (AKSESORIUS)
Memalingkan kepala
Mengangkat bahu
Normal
Normal
N XII (HIPOGLOSUS)
Artikulasi
Tremor lidah
Menjulurkan lidah
Jelas
(-)
Lidah ditengah
1. Anggota Gerak Atas

Pemeriksaan
Anggota gerak atas
Kanan
Kiri
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Tremor
Bebas
5
Normal
(-)
Bebas
5
Normal
(-)
Sensibilitas
Nyeri
Termis
Taktil
+
Tidak dilakukan
+
+
Tidak dilakukan
+

Pemeriksaan
Biseps
Triseps
Brakhioradialis
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Reflek fisiologik
+
+
+
+
+
+
Reflek patologik
Tromners (-/-), Hoffmann(-/-)
2. Anggota Gerak Bawah

Pemeriksaan
Anggota gerak bawah
Kanan
Kiri
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Bebas
5
Normal
Bebas
5
Normal
Pemeriksan
Anggota gerak bawah
Kanan
Kiri
Sensibilitas
Nyeri
Termis
Taktil
Normal
Tidak dilakukan
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Normal
Meningeal Sign :
· Kaku kuduk (-)
· Brudzinski I (-)
· Brudzinski II (-)
· Kerning (-)

PEMERIKSAAN
Patella
Akhiles
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Reflek fisiologik
+
+
+
+
PEMERIKSAAN
Kanan
Kiri
REFLEK PATOLOGIS
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaeffer
Gonda
Bing
Rossolimo
Mendel-Becterew
Laseque
Patrick
Kontra Patrick
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Gerakan abnormal :
· Tremor : gerakan ritmis yang berulang-ulang dan tidak dapat dikuasai kehendak
Hasil pemeriksaan : (-)
· Tick : gerakan yang berulang-ulang yang dipengaruhi oleh emosi
Hasil pemeriksaan : (-)
· Chorea : gerakan yang berjalan tiba-tiba, cepat, ireguler dan tidak bertujuan serta tidak dapat dikusai kehendak. Terutama terdapat pada otot-otot distal, ekstremitas superior selain itu dapat juga pada badan, lidah, bibir, dan muka.
Hasil pemeriksaan : (-)
3. Koordinasi langkah dan keseimbangan :
Romberg test (-)
4. Disimetri
Tes telunjuk hidung : Normal.
Tes telunjuk-hidung-telunjuk : Normal.
Tes telunjuk-telunjuk : Normal.
5. Fungsi Vegetatif
Miksi : (+)
Defekasi : (+)
KESAN STATUS NEUROLOGIS
Status neurologis dalam batas normal.
III.3 HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM/PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin tanggal 2009
Hb : 13,9 g/dl nilai normal : 13-17 g/dl
Hmt : 41.8 % nilai normal : 40-50 %
AL : 13.4 ribu/mmk nilai normal : 5-11 ribu/mmk
AE : 4,53 juta/mmk nilai normal : 4,5-5,5 juta/mmk
AT : 235 ribu/mmk nilai normal : 150-450 ribu/mmk
Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil : 3 % nilai normal : 1-4 %
Basofil : 0 % nilai normal : 0-1 %
Netrofil batang : 0 % nilai normal : 2-5 %
Netrofil segmen : 78 % nilai normal : 36-66 %
Limfosit : 18 % nilai normal : 22-40 %
Monosit : 0 % nilai normal : 4-8 %
KED (westergreen) : 50 mm/menit nilai normal : 0-15 mm/menit
Kesan pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan dalam batas normal
III.4 STATUS PSIKIATRI Tanggal 20 November 2009

No
Status Psikiatri
Hasil
Keterangan
1
Kesadaran
Kuntitatif : GCS = E4V5M6
Kualitatif : Compos mentis
OS sadar penuh tanpa rangsang apapun dapat diajak berkomunikasi
2
Orientasi
Orang :
Jelek
OS tidak dapat mengenal orang dengan baik
Waktu :
Baik
OS dapat membedakan waktu pagi, siang, sore dan malam
Tempat :
Jelek
OS tidak mengetahui dimana sekarang ia berada, OS tidak tahu arah untuk pulang ke rumahnya.
Situasi :
Jelek
OS tidak dapat membedakan suasana di rumah sakit dan tempat lain.
3
4
Sikap/Tingkah laku
Penampilan/rawat diri
Tidak Kooperatif, Autistik
Tanpak Sakit Jiwa
Os susah untuk diajak komunikasi, os cenderung diam,sibuk dengan dirinya sendiri
Pasien tampak sakit jiwa
5
Roman muka
sedikit mimik
OS tidak memperlihatkan mimik yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
6
Afek
Tumpul
Os tidak menunjukkan perasaan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
7
Pikiran
a.Bentuk pikiran:
Susah dinilai
Pasien tidak mempeerhatikan pemeriksa.Sibuk dengan dirinya sendiri
b. Progresi pikir
Kuantitatif: miskin bicara
Pasien hanya bicara sedikit-sedikit
Kualitatif : Bloking, reming
Pasien hanya bicara sedikit-sedikit dan terputus –putus.
c.Isi Pikir :
Waham (-),
Idea of reference (-)
Tidak ditemukan
8
Hubungan Jiwa
Sulit
OS sulit untuk diajak bicara
9
Perhatian
Sulit ditarik sulit dicantum
OS sulit diajak berbicara dan sulit mempertahankan pembicaraan
10
Persepsi
Halusinasi :
- Riwayat halusinasi auditorik (-)
- Riwayat halusinasi
visual (-)
Tidak ada
Tidak ada
Ilusi
Tidak ada
11
Insight
Jelek
OS merasa dirinya tidak sakit.
IV. RESUME
Sign
Kesadaran : Composmentis
Afek : Tumpul
Sikap/tingkah laku : Tidak kooperatif, autistik
Roman muka : sedikit mimik
Simptom
Bentuk pikir : susah dinilai
Progresi pikir : miskin bicara, bloking, reming
Hubungan jiwa : susah
Insight : jelek
Isi pikir : waham (-)
Perhatian : sulit ditarik sulit dicantum
Persepsi : Halusinasi: Riwayat halusinasi Auditorik (-), Riwayat halusinasi visual (-) ilusi (-)
V. DIAGNOSIS BANDING
a. Depresi Pasca Skizofrenia Skizofrenia (F.20.3)
b. Retradasi Mental
VI. PEMBAHASAN
Sumber : PPDGJ III
Tabel 1. Pedoman Diagnostik Retradasi Mental

No
Kriteria Diagnosis
Pada Pasien
1
Tingkat kecerdasan (entelegensia) bukan satu-satunya karakteristik, melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik yang berbeda
Orang sakit memperlihatkan hedaya berat dalam satu bidang tertentu (misalnya bahasa), atau mungkin mempunyai suatu area keterampilan tertentu yang lebih tinggi (misalnya tugas visuo-spasial sederhana) yang berlawanan dengan latar belakang adanya retradasi mental berat.
Memenuhi
2
Penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang tersedia, termasuk temuan klinis, prilaku adaptif (yang dinilai dalam kaitan dengan latar belakang budayanya), dan hasil tes psikometrik.
Memenuhi
3
Untuk diagnosis pasti, harus ada penurunan tingkat kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari lingkungan social biasa sehari-hari.
Memenuhi
4
Gangguan jiwa dan fisik yang menyerta retradasi mental, mempunyai pengaruh besar pada gambatan klinis dan penggunaan dari semua keterampilanya
Memenuhi
5
Penilaian diagnosis adalah terhadap “kemampuan umum” (global ability) bukan terhadap suatu area tertentu yang spesifik dari hendaya atau keterampilan
Memenuhi
F.79 RETRADASI MENTAL YTT
Jelas terdapat retradasi mental, tetapi tidak ada informasi yang cukup untuk menggolongkan kedalam salah satu kategori tersebut diatas
VII.RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Psikologi
Tes kepribadian untuk mengetahui status psikologis dan membantu terapi psikososisial pasien.
Tes IQ untuk mengetahui derajat retradasi mental pasien.
b. Pemeriksaan Penunjang
EEG, CT Scan belum pernah dilakukan pada pasien dilakukan karena tidak terdapat indikasi.
VIII. DAFTAR PERMASALAHAN
· Gangguan psikiatrik
IX. DIAGNOSIS
Aksis I : F.79 Retradasi Mental Yang Tak Tentu
Aksis II : skizoid
Aksis III : Tidak ada kelainan
Aksis IV : Tidak ada kelainan
Aksis V : 40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi
X. RENCANA TERAPI/PENATALAKSANAAN
Terapi Organobiologik
a. Psikofarmaka
1.Chlorpromazin 2 x 100 mg (0 – 1/2 – 1/2)
Merupakan antipsikotik yang memiliki efek sedasi yang tinggi sehingga pemberian ini ditujukan untuk menjaga kualitas tidur OS dengan memberi ketenangan pada OS.
2.Haloperidol 2 x 5 mg (1/2 – 0 – 1/2)
Merupakan obat anti psikotik dan anti mania yang memiliki efek sedasi rendah. Biasanya obat ini dikombinasi dengan Chlorpromazine untuk memperkuat efek anti sedasinya. Sedangkan obat ini bersifat long acting.
3.Trihexyphenidyl (THP) 2 mg (KP)
Merupakan antidotum untuk efek samping dari penggunaan haloperidol berupa gejala ekstrapiramidal seperti tremor, sindrom parkinson, dll. Digunakan sesuai kebutuhan dengan pemberian haloperidol. Dosis untuk pagi dan malam hari.
Usulan terapi : bila pada pasien ini efek samping ekstrapiramidal sindromnya tidak tampak sebaiknya pemberian trihexyphenidyl dihentikan secara bertahap karena dapat mengurangi efek dari obat anti psikotiknya, jadi obat ini diberikan kalau perlu saja.
Psikoterapi
1. Psikoterapi Suportif
Pasien dibimbing untuk menceritakan segala permasalahan apa yang terjadi, kekawatiran pasien kepada terapis, sehingga terapis dapat memberikan problem solving yang baik dan mengetahui cara antisipasi pasien dari faktor-faktor pencetus
2. Terapi spiritual
Dilakukan agar pasien tetap mengingat dan menjalankan perintah agama yang dianutnya (membantu pasien membuat dirinya lebih tenang, aman dan nyaman hati serta batin).
Terapi Lingkungan
Dilakukan pendekatan pada keluarga dan lingkungan melalui edukasi bahwa pada dasarnya gangguan jiwa adalah sama dengan penyakit yang lain. Diharapkan stigma yang selama ini menganggap penderita gangguan jiwa merupakan aib dan harus diasingkan dapat segera dihilangkan. Keluarga dan lingkungan sekitar diharapkan mampu membantu dan mendukung proses penyembuhan pasien dan tetangga-tetangga dilingungan sekitar mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rutin warga kampung (untuk mengatasi rasa rendah diri pasien sebagai pasien gangguan jiwa)
Keluarga pasien di informasikan dan diajarkan cara merawat, memperlakukan pasien dengan benar karena pasien gangguan jiwa memerlukan perhatian khusus. Keluarga dianjurkan untuk mengawasi pasien saat minum obat dan memastikan pasien meminum obat dengan rutin di rumah (untuk mengatasi ketidakdisiplinan minum obat Keluarga juga dianjurkan untuk menghargai pasien seperti orang sehat, memberikan pasien kesibukan agar pasien tidak melamun dan keluarga diharapkan dapat membesarkan hati pasien serta tetap berusaha untuk terus berkomunikasi dan memberikan perhatian yang lebih terhadap pasien).
Terapi Sosiokultural
Terapi supportif kelompok
Dilakukan agar pasien dapat menjalin hubungan sosial yang baik dan tidak mengisolasi diri, misalnya bermain bola, dll. (mengurangi rasa curiga/tidak percaya pasien terhadap orang lain dan memperbaiki rasa percaya diri pasien)
Rehabilitasi
a. Terapi kerja
Membantu pasien untuk memperbaiki fungsi peran pasien, sehingga pasien memiliki kesibukan (tidak menganggur dan tidak melamun). Berupa aktivitas ringan yang tidak memerlukan keahlian khusus, misalnya aktivitas rumah tangga, seperti mencuci piring, menyapu halaman, mengepel lantai, atau aktivitas dengan lingkungan sosialnya, seperti kerja bakti. Mengurangi waktu pasien untuk melamun dan meningkatkan inisiatif kerja pasien. Disamping itu, jika pasien aktif dalam aktivitas kerja berkelompok, hal ini juga dapat meningkatkan rasa percaya diri pasien dan memperbaiki fungsi sosial pasien.
b. Latihan kerja
Pasien mendapatkan latihan kerja, sehingga pasien dapat memiliki keahlian yang dapat berguna. (dapat menghasilkan suatu produk (berproduksi) sesuai dengan keahlian yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan hidup ketika kembali ke masyarakat).
X.PROGNOSIS

FAKTOR PREMORBID
Indikator
Pada Pasien
Prognosis
1. Faktor kepribadian
2. Faktor genetik
3. Pola asuh
4. Faktor organik
5. Dukungan keluarga
6. Sosioekonomi
7. Faktor pencetus
8. status perkawinan
9. Kegiatan spiritual
Tidak Mudah Bergaul
Tidak ada
demokratis
ada
Ada
Ekonomi kurang
Ada
Belum Menikah
Baik
Jelek
Baik
Baik
Jelek
Baik
jelek
Baik
Jelek
Baik
FAKTOR MORBID
10. Onset usia
11. Perjalanan penyakit
12. Respon terhadap terapi
13. Riwayat disiplin minum obat
14. Riwayat disiplin kontrol
15. Riwayat peningkatan gejala
16. Beraktivitas
Anak-anak
Kronis
Jelek
Jelek
jelek
Ya
Jelek
Jelek
Jelek
Jelek
Jelek
jelek
Jelek
Jelek
Kesimpulan prognosis: Dubia ad malam
XI. Rencana Follow Up
  1. Memantau keteraturan minum obat, mengingat faktor presipitasi pada pasien ini ialah putus obat.
  2. Mengevaluasi efek samping obat yang digunakan.
Penggunaan obat-obat antipsikotik yang diberikan dalam jangka panjang dapat mengganggu fungsi hati yang berakibat kenaikan SGOT – SGPT. Maka, perlu kiranya dilakukan pengecekan SGOT – SGPT tiap 6 bulan sekali, atau dengan penurunan dosis obat antipsikotik secara bertahap apabila gejala psikotik sudah tidak menonjol lagi.
Selain itu, juga perlu dilakukan pengukuran tekanan darah, karena obat antipsikotik juga dapat memberikan efek samping hipotensi.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons